Friday, December 30, 2011

No Time to Hang-Out, MUST......Practice!!!

Hallooo lagii!
Kali ini gw mo ngebagiin renungan yang gw dapet hari ini yang paassss banget dengan pengalaman gw akhir-akhir ini, hwhwhw...
Hope it will be a bless! :)

Jumat, 30 Desember 2011

Judul: Kasih Penguin Kaisar
Baca: 1 Yohanes 3:11-18

Penguin kaisar bertelur satu butir setiap musim kawin. Si jantan bertugas mengerami telur itu dengan menjepitnya di antara kaki dan lipatan lemak di sekitar perutnya selama kira-kira 64 hari. Ia berada dalam kumpulan besar penguin jantan yang berdempetan saling menghangatkan di tengah musim dingin Antartika. 


Sementara itu, si betina kembali ke laut untuk mencari makan. Ia akan kembali ke sarang menjelang anaknya menetas. Apabila ia terlambat, si jantan dapat memberi makan anaknya dengan cadangan yang diambil dari saluran pencernaannya sampai selama sepuluh hari. Itu akan membuatnya kehilangan setengah bobot tubuhnya. Begitu si betina muncul, giliran si jantan pergi ke laut. Selanjutnya mereka bergantian mencari makan untuk membesarkan si kecil.




Kehidupan unggas kutub tersebut menggambarkan bahwa kasih itu bukan konsep atau kata-kata manis belaka. Kasih adalah kata kerja. Kasih sejati diungkapkan melalui tindakan yang mengutamakan kesejahteraan orang lain, bahkan apabila perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadi. Sebagaimana Kristus menyerahkan nyawa-Nya untuk kita, kita pun diperintahkan untuk menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.



Gw akhir-akhir ini mengalami masa-masa pergantian orientasi (prioritas).
Gw kuliah di jurusan musik dimana melihat anak-anak latihan selama 5-10 jam sehari itu biasa banget.
Well, tadinya gw masuk di semester satu, dengan tampang polos dan sikap yang lugu, gw yaaa latihan sekadarnya aja: satu jam itu normalnya, dua jam kalo sanggup, hahaha...
Tapi sekaraanngggg, semakin bertambah sulitnya lagu-lagu yang gw mainin, serta gw pindah ke dosen yang lebih strict (baik dalam teknik, perform, serta NILAI! haha), sehingga otomatiisss gw punya sifat polos en lugu (en sedikit males) di awal-awal semester itu perlu dirubah, supaya nilai gw ga jeblok, performa gw tetep mantep, en ga di- blacklist sama dosen gue :p

Naahh... Sekarannngg (yang bahkan lagi liburan pun! liburan!), gw latihan minimal 4 jam sehari,
kalo bisa 6-7 jam yaa dijabanin juga...
Trus suatu hari ada temen SMA gw yang ngirim sms...
Biasalaahh.. Kek nanya "apa kabar" bla-bla-bla gitu... Ga terlalu deket siii sama dia, deketnya pas SMP, dan itu juga yaa gitu-gitu ajaa, ga sampe pergi bareng ato makan bareng gitu, palingan cmn temen cengengesan doang, hahaha... Gw siii awalnya seneng denger kabarnya...
Tapi lama-lama koq ngobrolnya terus-terusan, dan otomatis menggangu jadwal latihan gw...
(Yeah, gw punya jadwal latihan... Freak abis emang, wkwkwkwk) :p
Jadiii yaa HPnya gw silent, sehingga balesnya mulai lama en jarang-jarang, sampe akhirnya malam tiba, dan gw ngantuk, jadi gw sudahi saja percakapannya.


Dan dia mengucapkan satu kalimat yang membuat gw tersentak...
"Makasii yaa udah nemenin gw ngobrol..."




"Nemenin gw ngobrol..."




Oh gosh, kata-kata itu terngiang-ngiang terus di kepala gw.
Gw menyadari bahwa betapa keberadaan dan balesan sms gw itu berarti banget buat dia.
Yaaa buat gw mungkin biasa aja (en mungkin sedikit menggangu latihan gw) sii sms-an sama dia,
tapi buat dia ternyata hal yang gw lakuin itu sangat berharga.
Balesan sms gw membuat dia merasa dikasihi.
Pengorbanan waktu latihan gw membuat dia merasa ada orang yang perhatian sama dia...


Gw dari sini belajar...
Menjadi sukses, mencapai IP yang baik, dikenal dosen, menjadi performer yang baik, mencapai prestasi-prestasi, itu semuanya baik, tapi bukan yang terpenting...
Apa yang terpenting?


Ini yang terpenting:
Sebagaimana Kristus menyerahkan nyawa-Nya untuk kita, kita pun diperintahkan untuk menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.


Kita terkadang cuman hafal ayat emas di alkitab doang: 
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."
(Yohanes 3:16)
Tapi lupa sama tuntutan yang diberikan Tuhan dalam perikop yang "alamat"nya mirip dengan itu, yaitu dalam 1 Yohanes 3:16:
"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun WAJIB menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita."

YES! Kita punya kewajiban di dunia ini!
Bukan soal mempertahankan IP, sukses dalam pekerjaan, dapet suami idaman, atau dapat pacar yang unyu-unyu... Standar Tuhan lebih jauh daripada itu.
Kewajiban kita adalah menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

"Menyerahkan nyawa" ini berarti menyerahkan sesuatu yang esensi dari kehidupan kita.
"Nyawa" berarti: seluruh waktu, tenaga, uang, kemampuan, talenta, semua aspek kehidupan kita, kita wajib berikan untuk saudara-saudara kita.

Bukan berarti sukses, dapet suami idaman, punya pekerjaan tetap itu sesuatu yang tabu loh yaaa... Tapi maksudnya adalah ketika kita mengejar semua itu, jangan sampai mengesampingkan kewajiban yang Tuhan kasih buat kita lakukan.

Renungan hari ini menyadarkan gw banget,
yaitu bagaimana akhir-akhir ini gw sangat caught up dengan pekerjaan en jadwal latihan gw jadi gw lupa meluangkan waktu (atau setidaknya kasih perhatian!) buat teman-teman sekitar gw yang membutuhkannya.
Ga usah nyawa dheee, dari waktu yang disisihkan dari jadwal latihan aja gw males bagiii!
Apalagi nyawaaaa!! :s


Actions speak louder than words (Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata). Kasih tidak cukup hanya dinyatakan dengan perkataan, tetapi mesti diwujudkan dalam perbuatan. 
Sejauh mana tindakan kita mengungkapkan kasih kita bagi saudara-saudara kita? 
Apakah kita secara bermurah hati menyerahkan nyawa kita—waktu, tenaga, talenta, uang—bagi saudara-saudara yang memerlukan perhatian kita?


A simple "hello" di pesan BBM pagi hari buat seorang kawan yang sedang berduka pasti akan mencerahkan harinya.
A simple smile buat pak satpam, pak cleaning service, tukang parkir, atau homeless person di jalanan bakal membuat mereka memiliki semangat hidup lagi.
A simple helping hand buat seorang teman yang sedang berbeban berat bakal membuahkan impact yang sangat besar buat jiwanya...


Sudahkan kalian melakukan ungkapan kasih untuk seseorang hari ini? :)

Thursday, December 29, 2011

Pria yang Pantas (gw) Nantikan :)

Gw dulu tuh ga punya patokan yang jelas kalau nyari (atau milih-milih) cowok yang kira-kira bisa jadi boyfriend material...
Dulu bangeettt pas SMP, standar gw cuman satu: SEIMAN. Kristen Protestan. Titik. :p
Trus pas SMA hingga kuliah, standar gw lumayan, naik ke-spesifik-annya:
Pria yang punya kepercayaan iman yang sama dan hubungan baik dengan Tuhan.
Ga cukup punya cowok ber-KTP Kristen Protestan tapi kelakuannya kek preman,
jadi tambahin dheee embel-embel "punya hubungan baik dengan Tuhan."
Hahaha...

Tapi setelah baca "This Momentary Marriage" tentang peran seorang suami Kristen (baca di sini),
dan melihat betapa banyak wanita bijak yang menulis secara spesifik karakter seorang pria yang pantas dinantikan dalam buku "Lady in Waiting", gw merasa PERLU untuk membuat suatu daftar baru untuk mendeskripsikan seorang "Pria yang Pantas Gw Nantikan" :)

Kenapa perlu daftar siii?
Banyak juga orang yang ga nulis daftar (seperti Elisabeth Elliot, Leslie Ludy, dll) tapi akhirnya mendapatkan ending bahagia dari sebuah kisah cinta yang ditulis oleh Allah...
Kenapa lw perlu buat daftar?

Wellll, karena berdasarkan pengalaman gw dari SMP ke jaman kuliah sekarang,
gw tuh orangnya klo udah jatuh cintaaaaa, bakal lupa namanya akal sehat...
Bakal berfantasi yang baik-baik terus,
berimajinasi yang indah-indah terus,
eennnn...otomatis ngeliat karakter-karakter baik dari cowok yang gw taksir doang,
dan menganggap karakter-karakter yang kurang baik itu sebagai sesuatu hal yang "kebetulan aja muncul".
Dan gw menyadari sekarang, kalau hal itu kurang bijak untuk dilakukan.
Well yeah selagi lw lagi kasmaran, semuanya mah indaahhh,
tapi setelah lama-kelamaann baru kelihatan dhe.
Memang gw membutuhkan suatu daftar spesifik untuk bisa memisahkan mana cowok yang pantas, dan tidak pantas untuk mendapatkan seorang Mandy :)

Gw berdoa sebelum membuat daftar ini,
dan menelusuri kerinduan hati gw secara mendalam untuk mengetahui cowok seperti apa yang gw rindu untuk menantikannya. Tapi PASTINYA harus sejalan sama Firman Tuhan, supaya ga cuman sekedar "selera duniawi" doang. Berbekal dengan beberapa ayat alkitab dan pendalaman alkitab yang gw hafal, gw menyelesaikan list ini :)


1.     Lemah Lembut
In short, pria yang gw nanti adalah orang yang bisa mengontrol emosinya.
Karakter ini gw tulis based by pengalaman nyokap bokap (mami papi) gw.
Udah bertahun-tahun nyokap gw berdoa dan terus-terusan menegur bokap supaya ga emosi kalau di jalan. Motor ato mobil nyelinep dikit, langsung keluar kata-kata yang kurang senonoh. Apalagi kalo macet, pasti langsung dhe marah-marah.
Gw butuh seorang pria yang bisa mengendalikan emosinya dengan cukup baik. 
Lemah Lembut BUKAN berarti tidak pernah marah. NO!
Pria yang lemah lembut berarti TAHU kapan harus marah, kapan harus menahan marah...

“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.”
(Amsal 25:28)

2.     Kesukaannya adalah Firman Tuhan.
Yesss!! This is a MUST!
Seorang pria yang cinta akan Tuhan akan terlihat dari caranya serta sikapnya terhadap Firman Tuhan.
Orang yang cinta akan Tuhan pasti rindu untuk dengar suara-Nya setiap hari, lewat saat teduh dan doa, dan juga rindu untuk mengerti Firman-Nya sedalam-dalamnya. 
Pria semacam ini bisa kelihatan dari “absensinya” ke persekutuan/pendalaman alkitab.
Dia dateng ke persekutuan cuman buat ketemu teman-temin, pas kebersamaan doang, pas ada makanan doang, ataauuu.. haus akan Firman-Nya dan mau diubahkan oleh kebenaran tersebut…
Dan tentunya, gw rindu punya seorang pria yang sangat antusias ketika ia berbicara tentang Tuhan-Nya dan pengalamannya bersama Tuhan.

Gw merupakan orang yang sangat suka Firman Tuhan, suka banget baca, en haus akan Firman Tuhan, makanya gw pengen punya pasangan yang bisa berbagi kesenangan gw tersebut.
Jangan nyari pacar yang enak buat bahas synopsis film, lagu, album, novel, merk, diskon, ato sitcom doang, cari pacar yang bisa bertumbuh bareng lewat Firman Tuhan dan kebenaran-Nya! hihihihihi :)

“Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.”
(Mazmur 119:2)

3.     Tidak mau melompat mendahului Tuhan.
Kalau karakteristik nomor 3 memang bisa keliatan agak rancu sii…
Soalnya kita susah menilai motivasi seseorang.
Bisaaa aja dia pura-pura suka dateng perskut, ato kebaktian, ato suka sharing-sharing en cerita-cerita pengalamannya, tapi ga punya hati yang mengasihi Tuhan. Dia ngelakuin semuanya itu cuman buat dapetin kita, para cewek yang “dikasihi”nya :P wekekekekek~

Jadiii, karakteristik nomor 3 ini bener-bener penentu, apakah Dia mencari kebenaran itu dan melakukannya.
“Ia tidak begitu bersemangat menjadi sesuatu, melakukan sesuatu (mengambil jurusan, mata kuliah, melamar pekerjaan, atau bahkan menembak cewek!) atau memiliki sesuatu sehingga ia tidak dapat menantikan waktu Tuhan. Ia memilih tidak bersikap impulsive sehingga ia bisa berada TEPAT di tengah kehendak Tuhan.”
Sumber: Lady in Waiting, hal. 159

“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia…”
(Mazmur 37:7)

4.     Rajin; Pekerja Keras.
Kalau ini mah udah jadi standar suami yang biasa.
Di post gw sebelumnya, tentang “peran seorang suami Kristen”,
di situ disebutkan bagaimana seorang suami harus punya kemampuan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya secara jasmani.
Nah, gimana pacar lw (yang berpotensi jadi suami lw di masa depan) bisa mencukupi kebutuhan keluarga lw dan keep a steady job kalo dari sekarang aja males-malesan? 
IP di kuliahnya pas-pasan, en punya mental “yang penting lulus aja dhe” :s
Eeerrr… Ga banget dhe!

Seorang pria yang cinta akan Tuhan pasti akan “melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia,” (Kolose 3:23).
Ini berarti dalam kuliahnya, pekerjaannya, kinerjanya pas pelayanan, itu harus sesuai dengan standar Tuhan. Tuhan ga bakal terima orang yang ngerjain setengah-stengah en asal jadi doang :s

“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
(Roma 12:11)

5.     Penuh Sukacita dan Ucapan Syukur.
Salah satu buah roh adalah “sukacita” (Galatia 5:22),
Ini berarti seorang pria yang mengasihi Tuhan, hatinya akan bersukacita terus, murah senyum, dan membagikan sapaan kepada banyak orang,
Ga cuman yang dia kenal, tapi kepada orang-orang yang tidak ia kenal dan terkadang tidak diindahkan orang; seperti: satpam, cleaning service, dosen, dan orang asing di jalan.

Untuk panjangnya mengenai sukacita, baca post gw yang:

6.     Menjaga Hubungan sebagaimana sepatutnya.
Pria ini mencari hubungan yang baik dengan setiap orang –mulai dari teman-temannya sampai orang tuanya. Dia mendengarkan pandangan yang berbeda-beda tanpa merasa terancam. Dia memiliki kekuatan untuk mundur dari suatu perkelahian. Ia berusaha mengampuni kesalahan-kesalahan yang dilakukan orang padanya dan berusaha membereskan pelanggarannya sendiri. Ia tidak akan menyimpan dendam.
Sumber: Lady in Waiting, hal. 158

Mengapa hal ini begitu penting?
Simple. Bagaimana dia memperlakukan teman-temannya, orang tuanya, adik kakaknya, atau dosennya, adalah suatu gambaran bagaimana dia akan memperlakukan kamu. Sebagai pacar, ataupun nanti pas menikah.
Sooo… Kalo punya cowok yang mungkin keliatan lemah lembut, unyu-unyu, so sweeett, dan romantis di depan kamu, tetapi galak, kasar, mau menang sendiri, en egois di hadapan orang laiiiiinn… Hati-hati gals, soalnya nanti klo udah merid, kalian ketemu problem dan berbeda pandangan, dengan watak seperti itulah dia akan memperlakukan kalian juga!

“Berusahalah hidup damai dengan semua orang…”
(Ibrani 12:14)

7.     Jujur; Dapat Dipercaya.
Nothing is more worse in a relationship than lies.
Yup! Kejujuran adalah kunci pertama dalam komunikasi,
Daaannn komunikasi yang baik adalah foundation dari pernikahan yang sukses.
Laahhh, klo si doi sering-sering bohong sama kalian pas pacaraannn,
Apalagiii entaarr pas kalian udah merid, ada perasaan bosen, en kecenderungan buat “lirik-lirik ksana kmari”nya makin banyaakk?
Klo dari awal masa-masa pacaran, kamu udah merasa dia ga bisa dipercaya, dump him!
Mendingan menyesal sekarang pas pacaran, daripada menyesal entar pas menikah seumur hidup!

“Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat…”
(Amsal 28:20)

8.     Mau Menegur
Manusia ga ada yang sempurna, termasuk gw sendiri secara pribadi.
Oleh karena itu, gw butuh seorang pendamping yang berani untuk menegur gw ketika berbuat salah atau “khilaf”, hahaha…
Kebanyakan orang kalo lagi dalam honeymoon phase tuuhh, bakal BUTA sama kejelekan pasangannya. En gw ga mau kayak gitu…
Gw mau pasangan gw berani menegur gw, atas kesalahan-kesalahan yang gw buat -yang mungkin ga secara sadar gw buat-, supaya relationship kita ga cuman buat seneng-seneng doang, tapi juga actually bisa membuat diri kita dan pasangan kita masing-masing menjadi pribadi yang lebih baik :)

“Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi.”
(Amsal 27:5)

9.     Mau Mendengar.
Naahhh… Sebagai kebalikannya, pasangan gw juga sebaiknya mendengarkan dan memberi pertimbangan ketika gw menegur kesalahan-kesalahannya dia.
Cuman yaaa jangan gara-gara karakteristik nomor 9 ini trus kalian para cewek jadi kesenengan neguuurrrr ato maraahiiinnn muluu, hahaha…
Kalo merasa dia melakukan kesalahan, atau kurang pertimbangan ketika mengambil suatu keputusan, bicarakan baik-baik berdua dengannya, jadi dapet win-win solution dheee…
Kita bisa ngomong dengan lebih tenang dan lebih private, instead of bentak-bentak en mempermalukan dia serta kesalahan-kesalahannya dia di depan umum… Itu kan kurang bijaksana.. Hwhwhw…

Ga cuman teguran, tapi pasangan gw juga musti jadi temen curhat yang baik!
Iyalaaahhhh~ Ini bukan egois loh ya gals, bukan berarti gw pengen didengerin muluu, tapi setiap teman kencan itu adalah potensi menjadi teman hidup (suami kita!), jadiiii…kalo pas lagi masa-masa sahabatan atau pacaran aja kita ga bisa curhat en ngobrol yang enak sama diaa,
Apalagiii entar pas lu udah 40 tahun menikaahh???!!
Wkwkwkwk :p

“Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri,
tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.”
(Amsal 12:15)

10.  Mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadinya.
Poin iniii juga bisa menjadi salah satu filter apakah dia orang yang mengasihi dan meneladani Tuhan atau tidak.
Orang yang mengasihi Tuhan akan sebisa mungkin menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadinya.
Dalam kata lain, cowok dengan karakteristik ini biasanya sigap, enggak malas, enggak egois, dan helpful 

Cara paling baik dalam mengujinya adalah ketika kalian masih sama-sama temeennn, masih belom ada any intention buat pacaran, kira-kira dia orangnya sigap ga ketika kamu keliatan butuh pertolongan, atauu bersedia menolong gaa ketika lw minta bantuan?
Naahhh, kalo misalnya kalian udah lewat fase itu (dalam artian: menuju-menuju tahap pacaran niiihh, hihihihi), cara paling gampang buat ngeliatnya yaaa gimana cara dia bersikap sama orang lain.
Apakah dia mau menolong mereka, yang mungkin ga pernah berbuat baik sama dia?
Apakah dia sigap menolong orang yang bahkan dia tidak kenal?

“…dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; 
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, 
tetapi kepentingan orang lain juga.”
(Filipi 2:3-4)


That's my top 10 list yang cukup baik untuk mem-filter pria-pria mana yang kira-kira bisa jadi potensi pasangan hidup gw atau enggakkk :)
Well of course pria yang gw nantikan ini harus bener-bener sempurna musti punya ke-sepuluh karakteristik ini dengan maksimal, (krn memang tiap pria punya tingkatan kedewasaan yang berbeda juga), tetapi setidaknya 10 karakteristik ini sudah HARUS kelihatan dan semakin hari semakin bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus dan dimampukan oleh kuasa Roh Kudus, sebelum gw bisa berkencan dengan dia :)

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan..."
(Amsal 4:23)

Wednesday, December 28, 2011

Peran seorang Suami Kristen :)

Hi guys! Di post sebelumnya gw bilang kalo gw lagi baca buku "This Momentary Marriage" by John Piper. It was soooo good that I want to share it with you guys :)

Di bab2 awal, John Piper menjelaskan betapa pernikahan Kristen itu merupakan kehendak dan rencana Allah dari mulanya (Kejadian 2:24),
dan pernikahan itu merupakan gambaran hubungan Kristus dan jemaat-Nya.
Seperti yang Paulus katakan dalam Efesus 5:31-32,
"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."
Kristus mengikatkan janji dengan jemaatnya dengan darah dan pengorbanan-Nya, dan membentuk suatu "pernikahan" yang tak akan terpisahkan.
Oleh karena itu, tujuan utama dan paling mulia dari sebuah pernikahan adalah:
untuk memperlihatkan/mempertontonkan hubungan Kristus dengan jemaat-Nya.
Jika kalian sudah menikah, inilah tujuan yang harus kalian capai.
Jika kalian hendak menikah, inilah yang seharusnya menjadi impian kalian :)

Efesus 5:22-25 adalah analisis bagaimana peran seorang suami dan seorang istri di dalam pernikahan yang mengambil contoh dari Kristus dan jemaat-Nya.
"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepada jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya."

Suami dibandingkan dengan Kristus;
Isteri dibandingkan dengan jemaat.
Suami dibandingkan sebagai kepala;
Isteri dibandingkan sebagai tubuh.
Suami diperintahkan untuk mengasihi sama seperti Kristus yang telah mengasihi;
Isteri diperintahkan untuk tunduk sama seperti jemaat yang tunduk kepada Kristus.

Dalam post ini gw mw tekankan dalam peranan suami dalam sebuah rumah tangga.
Headship adalah panggilan mulia para suami menjadi pemimpin yang mau melayani, serta mengambil tanggung jawab melindungi, menyediakan kebutuhan, dan menjadikan rumah tangganya segambar dan serupa dengan Allah.

1. Pemimpin sebagai Pelindung
Dalam Efesus 5:27, Paulus mau agar para suami meneladani bagaimana Kristus -yang bertindak sebagai Pemimpin yang Melayani- mengasihi jemaat-Nya:
"kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya"
Tekankan kata: "Telah menyerahkan diri-Nya baginya..."
Saat Kristus menyerahkan diri-Nya bagi kita,
Ia "memikul dosa kita" (1 Petrus 2:24), 
"menjadi kutuk" untuk kita (Galatia 3:13), 
dan "mati bagi kita" (Roma 5:8); 
dan karena ini kita diperdamaikan dengan Allah dan diselamatkan -dilindungi dari!- murka-Nya.
Seperti dalam Roma 5:10 mengatakan:
"Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"
Kalau ada contoh bagaimana seorang pemimpin mengambil inisiatif untuk melindungi dan menyelamatkan pengantinnya, inilah contoh itu.
Jadi ketika Paulus menyuruh seorang suami yang Kristen untuk menjadi pemimpin bagi istrinya seperti cara Kristus memimpin, yang dia maksudkan adalah: LINDUNGI DIA BAGAIMANAPUN CARANYA!

2. Pemimpin sebagai seorang Penyedia Kebutuhan
Dalam ayat 28-29 tertulis:
"Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak ada orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat."
Kata mengasuh (ektrephei) sering digunakan dalam Alkitab dalam konteks membesarkan anak-anak dan mencukupi kebutuhan mereka.
Jadi, seorang suami yang meneladani Kristus mengambil inisiatif untuk mencukupi kebutuhan isteri dan anak-anaknya.

Seorang suami dipanggil untuk melakukan kepemimpinannya dalam aspek-aspek:
1. Mencukupi kebutuhan jasmani
Ini berarti seorang suami harus menyediakan kebutuhan untuk tubuh jasmani (seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal).

2. Mencukupi kebutuhan spiritual
Ini berarti seorang suami harus mengejar Tuhan dalam segala sesuatu dalam hidupnya.
Seorang suami yang bisa memimpin secara spiritual hanyalah seorang suami yang iman, kasih dan pengetahuannya sudah bertumbuh dulu terhadap Allah.
*Peran ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan semua anggota keluarga untuk Renungan atau doa setiap hari. Ambil insiatif untuk mengumpulkan mereka!
Ingat juga bahwa menjadi pemimpin di sini memiliki tanggung jawab utama, bukan tunggal! Ini berarti kalian, para suami juga bisa berdiskusi dan meminta tolong isteri kalian untuk melakukannya :)



3. Melindungi secara jasmani
Peran yang ini sangat obvious sekali. Ini berarti, jika pada malam hari, ada suara di dalam rumah, kemungkinan ada perampok, sang suami harus menghadapi bahaya yang mengancam keluarganya terlebih dahulu!

4. Melindungi secara spiritual
Bahaya yang mengancam keluarga secara spiritual pada jaman ini banyak sekali.
Kita butuh seorang suami yang mampu berperang! 
Bukan dengan pedang atau tombak, tapi dengan hikmat, kebijaksaan, dan keberanian yang Alkitabiah.
Para suami, berdoalah untuk keluarga kalian setiap hari,
"Jangan membawa mereka ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah mereka dari yang jahat."
Set standar untuk istri dan anak-anak kalian. Lakukan ini dengan istri kalian.
Set standar untuk hal-hal apa yang boleh ditonton, boleh dibaca, atau musik yang boleh didengar!!

Satu hal lagi contoh untuk pelindung secara spiritual:
Rasul Paulus mengucapkan dalam Efesus 4:26-27,
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, 
sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."
Ini berarti, satu jendela besar bagi sang Iblis untuk masuk adalah amarah yang tidak padam dan masalah yang tidak terselesaikan dalam keluarga dan dengan anak-anak.
Kepemimpinan berarti sang suami harus mengambil inisiatif dalam perdamaian.


Bukan berarti sang isteri tidak usah meminta maaf.
Tetapi dalam hubungan antara Kristus dan jemaat-Nya,
siapa yang mengambil inisiatif untuk membuat segala sesuatunya jadi baru?
Siapa yang turun dari takhta-Nya dan berbelas kasihan?
Siapa yang datang pertama kali kepada Petrus setelah ia menyangkal sebanyak tiga kali?
Siapa yang datang kepadamu terus terusan, mengampunimu, dan memberikan kesempatan untuk memulai hubungan yang baru?
YESUS KRISTUS! Sang pemimpin, sang pengambil inisiatif yang hebat!

Sooo, para suami, kepemimpinan kalian berarti: go ahead. Ga peduli siapa yang salah duluan.
Hal itu tidak menghentikan Sang Kristus.
Siapa yang menghancurkan perang dingin duluan?
Siapa yang duluan mengucapkan, "Maafkan aku, aku ingin membuatnya lebih baik..." atau:
"Bisakah kita berbicara?"
Sang istri mungkin mengambil inisiatifnya duluan. Dan terkadang itu tidak apa-apa.
Tetapi sangat disayangkan apabila kalian para suami mengira bahwa sejak itu adalah kesalahan sang istri, dia yang harus duluan meminta maaf.
Kepemimpinan tidaklah mudah.
Itu adalah pekerjaan paling sulit, paling rendah hati di dunia ini.
Lindungilah keluarga kalian. Berjuanglah, untuk menciptakan perdamaian sebelum matahari terbenam.


Pada waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah mendatangi mereka (tidak peduli bahwa Hawa yang berdosa duluan) dan berkata, (dalam alkitab Bahasa Inggris) "Adam, where are you?"
Itulah pesan Allah untuk keluarga masa kini:
Adam, Suami, Ayah, di manakah kalian?
Jika ada masalah dalam sebuah keluarga dan Yesus mengetuk pintu rumahnya, 
Ia akan mencari sang PEMIMPIN, sang suami, sang kepala keluarga dalam keluarga itu.
Itu yang terjadi dalam pernikahan yang pertama.
Itu juga yang akan terjadi dalam pernikahan kalian!

Ketika seorang suami dengan penuh sukacita menerima tanggung jawab dari Tuhan untuk mau melayani, serta mengambil tanggung jawab melindungi, menyediakan kebutuhan untuk keluarganya -secara spiritual, untuk mendidik anaknya secara disiplin, bijaksana dalam menggunakan uang, memiliki pekerjaan yang tetap, dan mengusahakan perdamaian- tidak akan ada istri yang menyesal ia menikah dengan pria seperti ini.
Karena ketika Allah mendesain dan merancang sesuatu (seperti pernikahan!) Ia merancang itu untuk kemuliaan-Nya dan kebaikan kita :)



Gw pas baca bab yang di atas tadi (tentang peran seorang suami),
gw langsung mikir: WAW! Standar untuk seorang suami Kristen yang taat itu TINGGI banget ternyata...
Terutama pas gw baca bahwa seorang suami harus mengambil inisiatif untuk mengusahakan perdamaian... Hal itu susaahhhh banget dilakukan!
Gw sendiri klo misalnya berantem sama mami papi, ato sama dedek aja jaraannggg banget mau minta maaf duluan, padahal gw yang salah! Apalagi kalo mereka yang salah! OGAHHHH!!
Hehehehehe :P *curcol*
Hal ini menyadarkan bahwa memilih seseorang untuk jadi pasangan hidup yang bisa membangun suatu keluarga Kristen yang taat kepada Kristus itu ga mudah!
Seorang suami ga bisa cuman dilihat berdasarkan wibawa-nya doang:
wiiii...bawa BMW!
wiii...bawa iPad!
ato kesempurnaan fisiknya:
Cowok TCP (Tinggi Cakep Putih),
Cowok GBK (Gagah Berotot Keren).

Seorang suami Kristen yang meneladani Kristus harus terlihat dari karakternya,
dari bagaimana dia mau mengambil inisiatif untuk memimpin,
inisiatif untuk melakukan keadilan,
inisiatif untuk menegur, dan
inisiatif untuk meminta maaf...

Bagaimana dengan kalian, wahai para calon istri?
Pengen punya suami yang Tinggi Cakep Putih dan kaya?
Atau pengen punya suami yang bisa melindungi serta mencukupi kebutuhan secara jasmani dan spiritual? ;)

Daann... Bagaimana dengan kalian, wahai para calon suami?
Pengen jadi suami yang kaya, sukses, dan terkenal?
Atau pengen jadi suami yang meneladani Kristus yang mengasihi, melindungi, dan mengambil inisiatif duluan untuk mengusahakan perdamaian bagi keluarga kalian? ;)

Monday, December 26, 2011

Mengapa Perlu Bersukacita?

Hi guys! Akhirnya nulis lagiiii :D
Dari kemaren banyak banget posting-an di "delay" gara2 stengah2 bikinnya,
blom jadi, udah bikin yang lain, wekekek :p
Tunggu yaaa, I'll finish them soon! :)

Hari Sabtu, 3 Desember kemarin, gw sekeluarga besar dari papi pergi ke Panti Asuhan Prapatan buat merayakan ulang tahun sepupu gw, Shanon, yang ke-8. Ayahnya mau ngajarin dia supaya pas hari ultahnya ga boleh nuntut buat "dapet, dapet, dapet" hadiah terus, tapi musti belajar berbagi jugaa :)

Gw sii yaa, klo mo jujur, secara pribadi waktu itu males perginya... Gw sii sukaaa banget main sama anak-anak, apalagi anak-anak panti asuhan, yang demen banget dipeluk, tapi hari Senen setelah weekend itu gw UAS!! UAS cuyyy!! Dan gw pengen mempertahankan IP gw supaya ga turun, jadi musti belajaarrr!
Terdengar egois skaliii yaa? Tapi emang itu yang gw pikirkan, jadi gw agak sedikit ogah-ogahan sii bangunnya. Bersyukur, mami dan papi memaksa dengan sekuat tenaga agar gw mo bangun, sarapan, dan mandi, spy bisa pergi cepet-cepet ksana, hahaha :P

Sampai di sana, kita latihan lagu pujian penyembahannya, trus kakak David (perwakilan dari Panti Asuhan itu) yang jadi WL (Worship Leader) buat pas kebaktiannya minta gw ngiringin juga, jadi langsung nyocokin nada dasar 10 menit sblom kebaktiannya, wkwkwk..
Trus kakak David memimpin dengan antusias sekali. Ia dapat mengajak anak-anaknya dengan baik dan ia melakukannya juga dengan penuh sukacita, ditambah juga dengan talenta leadership yang sangat baik, sehingga dapat menguasai suasana saat kebaktian itu supaya tetap santai, tapi khusyuk...

Gw dari depan -sambil mengiringi puji-pujian- bisa melihat wajah-wajah anak-anak di Panti Asuhan itu yang penuh semangat memuji Tuhan, sangat merasakan dan meresapi tiap lagu yang dinyanyikan, seakan-akan mereka mengalami hadirat Tuhan saat mereka menyanyikannya...
Mereka penuh dengan sukacita melaksanakan kebaktian syukur itu, walaupun klo dilihat-lihat, mungkin mereka tidak memiliki kesempatan untuk bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga en ga bisa merayakan ulang tahunnya secara besar-besaran.

Pada saat menuju saat-saat sebelum bubar, ada beberapa anak-anak yang menunjukkan bakatnya dalam bernyanyi. Ada yang bernyanyi solo, ada yang bernyanyi kwartet juga...
Dan gw terkejut karena....ada beberapa di antara mereka yang suaranya sangat KEREN BANGET!
Mereka punya talenta di bidang itu, dan mereka ga malu-malu buat nyanyi untuk Tuhan :)

Di momen itu, gw belajar satu hal:
Mengapa sih kita perlu bersukacita?
Dalam buah-buah roh sendiri juga tertulis, salah satunya adalah: SUKACITA (Galatia 5:22-23)!
Mengapa hal itu begitu penting?

Simple.
Karena kadar sukacita kita menunjukkan hidup kita bergantung sama SIAPA (atau sama APA)...
Gw inget isi Renungan Harian tanggal 14 November kemarin...
Bacaannya terambil dari Lukas 7:11-17.
Ada seorang janda yang ditinggal oleh anaknya. Ia sudah membesarkannya sendirian, setelah suaminya meninggal, tetapi sekarang anaknya -harapan dan tempat ia menggantungkan hidupnya- meninggal.
Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya, "Jangan menangis!" (ayat 13) dan membangkitkan kembali anak-Nya (ayat 14).
Yesus tidak hanya membangkitkan si anak muda, tetapi juga menghidupkan kembali harapan si janda...
Sumber: http://renunganharian.net/index.php/2011/11-november/76-menggantungkan-harapan

Anak-anak Panti Asuhan Prapatan tidak punya orang tua, 
tidak punya Blackberry Torch, 
tidak punya Samsung Galaxy Tab, 
tidak punya iPad ataupun Macbook 13 inch,
tetapi mereka tetap BERSUKACITA...
Kenapa? 
Karena mereka tidak menggantungkan hidup mereka dalam orang lain, Blackberry, Samsung Galaxy Tab, iPad, ataupun Macbook...
Mereka bersukacita karena memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan...

Bagaimana dengan kita?
Di mana kita menggantungkan harapan kita?
Kepada orang tua-kah? Kepada gadget-kah? Atau kepada Sang Pencipta? :)

Oleh karena itu, Sukacita menjadi tolak ukur seberapa kita berserah sama Tuhan.
Ketika anggota keluarga kita sudah tiada, gadget itu hilang, dan harta kita habis, apakah kita masih bisa bersukacita, karena kita menggantungkan harapan pada Dia, yang Maha Kuasa? Atau sukacita kita hilang bersama dengan benda-benda yang fana tersebut? ;)

"Bersukacitalah dalam Tuhan!
Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"
(Filipi 4:4)


Jesus, Be the Center of My Life!

Hallo lagiii! Kali ini temen gw pengen sharing lagi dalam blog gw, dan dy minta gw edit dan posting-in, hihihi... 
Gw pas baca pertama kali langsung bersyukur: "Waahh...sahabat gw disentuh sama kasih Tuhan" :) Hwhwhw *senang*

Well, I feel blessed by it, I hope you do too! ;)


Guys, hari ini gw pengen membagikan sesuatu yang gw alami.. sebelumnya gw pengen memasukan sebuah lirik lagu. Lagu ini gw puter sering banget, menjelang natal sampai malam natal dan waktu gw nulis ini, gw puter lagu ini jugaa… =D

Jesus be the center of my life

Jesus be the center of my life

From beginning to the end,

It will always be...

It's always been You Jesus,
Jesus...



Nothing else matters,

Nothing in this world will do
...
Jesus You're the center
,
Everything revolves around You

Jesus, You!


From my heart to the heavens

Jesus be the center

It's all about You

Yes, it's all about You



Jesus be the center of Your church

Jesus be the center of Your church

And every knee will bow

And every tongue shall confess You: Jesus,

Jesus



From my heart to the heavens
,
Jesus be the center,

It's all about You
,
Yes, it's all about You

Gw mau share sedikit. Bbrp waktu yang lalu pendeta gw pernah bawain kotbah ttg Daud. 
Kenapa siii Daud bisa jd orang yang berkenan sama Tuhan?
Satu-satunya orang didalam seluruh Alkitab yang disebut “seorang yang berkenan dihati Tuhan”, (artinya Tuhan benar-benar suka pada orang ini) adalah Daud. Hal tersebut ditulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Baca: 1 Samuel 13: 14 Kisah Para Rasul 13: 22). 
Nama Daud paling banyak disebut di dalam kitab Perjanjian Baru, melebihi dari semua tokoh-tokoh Perjanjian Lama.

Oh waw, Tuhan berkenan sekali sama orang ini!!! Kenapa sii?? 
Kalau kita kembali kepada Kisah Rasul 13: 22, dikatakan, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”.

Yaps, that’s the point! Daud melakukan kehendak Tuhan, Daud sangat mengasihi Tuhan dan Dia melakukan kehendak Tuhan. 
Kemaren pendeta gw membagikan sisi lain dari kehidupan Daud: Daud itu orang yang senantiasa memandang sama Tuhan (Kis 2:25). 

Mazmur Daud banyak sekali membahas tema seputar: Kepada siapakah aku harus takut, Allah ataukah manusia? Manusia yang fana akan kembali ke tanah dan pada hari itu juga lenyaplah maksudnya (Mazmur 146:4). Allah adalah perisanya (Mazmur 3:4; 5:13; 7:11), tempat perlindungannya (Mazmur 5:12; 9:10), kekuatannya (Mazmur 118:14), dan bukit batu, kubu pertahanan, dan penyelamatannya (Mazmur 18:3). Ketika ia takut, ia ingat bahwa memang orang lain itu dapat mengalahkan dirinya, namun mereka tidak mungkin dapat mengalahkan Allahnya.
Sumber:  "Ketika Manusia Dianggap Besar dan Allah dianggap Kecil" oleh Edward T. Welch

Bner bgt tu, gw ngebayangin gimana yaa rasanya jadi orang yang mau dibunuh sama raja yang berkuasa saat itu. Daud hidup bner2 dalam tekanan, hidupnya gak pernah tenang. 
Tapi liat kan, betapa banyaknya isi kitab mazmur yang berisi tentang puji2an sama Tuhan. 
Liat disaat Daud tertekan kayak gitu, Dia sempet2nya nulis mazmur, dia tetep senantiasa memandang sama Tuhan, bilang klo Tuhan adalah gembala yang baik (Mazmur 23). 
Klo gw jd Daud udh gw udek2 si Saul waktu dapet kesempatan kali, wkwkwkwk.. :p
Tp liat apa yang Daud bilang: dia gak bakal mau ngudek2 orang yang diurapi Tuhan (1 Samuel 24:4-8) Daud senantiasa memandang sama Tuhan, Daud menjadikan Tuhan pusat kehidupannya. 
Dia gak bergantung sama kemampuannya, 
dia gak bergantung sama tentaranya, 
dia gak bergantung sama apapun, 
tp Dia bergantung sama Tuhan yg memelihara Dia.

Temen2, dari lagu ini gw belajar bgt. 
Klo Yesus jadi pusat dalam kehidupan kita, maka semua yang kita perbuat itu pasti fokusnya akan ke Tuhan, it’s all about HIM
So, kita bakal memandang semua dengan cara yang berbeda: dari kacamata DIA! 

Kita bakal memandang masalah2 kita dengan cara Tuhan memandang masalah itu...
Kita bakal memandang dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara Tuhan memandang dan berinteraksi dengan mereka...
Lihat gak gimana cara Daud memandang Saul?? 
Daud memandang Saul bukan seperti musuhnya, tp orang yang diurapi Tuhan. 

Guys, orang terdekat kita bisa mengecewakan kita: orang tua kita, sahabat kita, saudara kita, bahkan orang yang kita cintai, ato orang yang sangat kita percaya. 
Tp ketika kita senantisa memandang sama Tuhan, kita bisa ngeliat mereka dengan caranya Dia. 
Gw pernah beberapa kali kecewa sama orang2 terdekat gw, tp gw percaya Tuhan pakai mereka untuk mengkikis hal-hal yang seharusnya gak ada dalam kehidupan gw, hal-hal yang harus gw ubah klo gw mw jadi seperti Dia. Dan sekarang gw belajar memandang dengan caranya Tuhan...

Kmrn sahabat gw share ada masalah yang terjadi dalam keluarganya dan dia menyadari bbrp hal: 
Klo mencari pasangan bukan yang perfect, tp yang bisa menerima duri dalam daging pada setiap pasangannya. Belajar merendahkan diri, karena banyak banget yang bisa terjadi dalam sebuah hubungan: entah baik ato buruk. Intinya, berumah tangga itu SUSAAHHHH BANGEETTT, wkwkwkwk. 
Dari situ gw mikir, klo kita gak jadikan Tuhan yang utama dalam kehidupan kita, next ketika kita sama pasangan kita bakal mencari2 kesalahan satu sama lain (karena natur manusia memang berdosa); karena kita gak memandang dengan cara pandangnya Tuhan, tp pribadi (yang penuh dengan kesalahan-kesalahannya) yang ada dihadapan kita.
Wuaaahhh~ bakal berantakan dhe relationship yang dibangun klo Tuhan bukan yang terutama dalam hubungan tersebut.

Guys, gw nulis ini gak mudah. Gw pernah gagal dan gagal lagi. 
Tp gw mau belajar menjadikan Tuhan pusat dalam kehidupan gw, gw mengasihi Dia dan gw mau serupa sama Dia.
Gw mau mengijinkan Dia mengkikis setiap borok dan kotoran dalam kehidupan gw. 
Budi yang pemarah, Budi yang egois, Budi yang pernah kabur dari rumah, Budi yang keras kepala, Budi yang pernah jatuh dalam dosa onani dan pornografi. It’s me.. 
Guys, kemurahan Tuhan lebih dari hidup dan gw bersukacita karenanya.
Oleh karena itu gw gak akan pernah sia2in kasih karunia Tuhan dalam kehidupan gw...

I love You my Lord, my Savior, Jesus Christ.
Biar natal ini membawa perubahan buat kita semua. 
Biar kita semua menyadari akan kasih Kristus yang teramat besar untuk setiap kita, 
dan Dia jadi yang terutama dalam kehidupan kitaaa =D… 

God bless you all!

Thursday, December 22, 2011

Jadilah Terang :)

Hello there agaaiinnn~
Skrg bukan mw sharing soal pengalaman pribadi ato renungan atopun resensi buku, hwhwhw...
Tapi lagi ngerjain suatu post sii, ditunggu yaaa :)

Bulan lalu temen gw minta dibuatin lagu buat theme song perayaan Natal di gerejanya yang bertemakan tentang "terang", hwhw...
Kmrn baru selesai direkam, dan ini dia liriknyaaaa~
Gw buat lirik lagu ini pas lagi kejadian punya temen yang ngomongnya soal doktrin, ajaran agama, tradisi agama, en sekitar-sekitar gitu, tapi terkadang kata-kata sama perbuatannya kok tidak mencerminkan yang dia bicarakan ituu....
Sempet bergumul juga sii dengan dia, smoga bisa sabar-sabar menegur dan bisa bijaksana menarik pelajaran dari si "doi", hihihihi... :)
Well anywayyyy, (jadi curcol nii, hahaha~)
Enjoy the words guys, smoga bisa jadi bahan perenungan juga buat kita semua :)


Banyak orang di dunia
Menyerukan nama Tuhan
Namun hati dan sikapnya
Penuh marah dan keluhan

Ingat Slalu pesan-Nya:
"Janganlah kamu serupa dengan orang di dunia"
Bangkit dan berubahlah        
Dari hidupmu yang lama
Dan jalani printah-Nya!

Reff:
Jadilah terang dan garam dunia
Biarlah trangmu terus bercahaya,
Supaya tiap orang yang melihat
Memuliakan Bapamu yang di sorga


Banyak orang di dunia
Tahu injil dan kebnaran
Namun hati dan sikapnya
Tidak cerminkan teladan bagi dunia

Ingat Slalu pesan-Nya:
"Janganlah kamu serupa dengan orang di dunia"
Bangkit dan berubahlah
Dari hidupmu yang lama
Dan jalani printah-Nya!

Reff:
Jadilah terang dan garam dunia
Biarlah trangmu terus bercahaya,
Supaya tiap orang yang melihat
Memuliakan Bapamu yang di sorga

Wednesday, December 14, 2011

Kak, aku mau cerita!

Hi guys! Tadinya gw udah nutup laptop gw en siap-siap buat tidur setelah Sate,
eehhhhh... Ternyata renungan hari ini baguusss banget, jadi sayang bwt gw untuk tahan sendiri,
soooo...gw nulis lagi dheee, hwhwhw :p


"Investasi Waktu"


Bacaan Alkitab: Amsal 4: 1-6
Ayat emas: 
... aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup" (Amsal 4:4)


Seorang tokoh politik serta diplomat Amerika abad ke-19, Charles Francis Adams, punya buku harian. Suatu saat, di buku itu ia menulis: "Hari ini saya memancing dengan anak laki-laki saya-satu hari terbuang percuma." Ternyata, putranya, Brook Adams, juga memiliki buku harian. Dan, pada hari yang sama tersebut, Brook Adams menulis: "Pergi memancing dengan Ayah-ini sungguh hari paling menyenangkan di hidupku!" Perbedaan pandangan terhadap satu pengalaman yang sama. Yang satu merasa membuang waktu, yang lain merasa sang ayah memberi investasi waktu yang berharga baginya.

Beda cara pandang seperti ini mungkin kerap terjadi. Kita merasa membuang waktu saat "hanya" bermain-berbincang dengan anak-anak. Padahal bagi mereka, itulah tabungan emosi dan kepercayaan yang mereka dapat dari kebersamaan dengan orangtua. Dan, inilah keadilan Tuhan; kasih itu dapat dinyatakan dengan sesuatu yang dapat dilakukan tiap orangtua: investasi waktu-yang tak menuntut kita untuk selalu keluar uang. 

Salomo adalah salah satu tokoh Alkitab yang tercatat karena kebijaksanaan, kemasyhuran, kesuksesannya. Namun, siapakah pribadi di balik keberhasilannya itu? Bacaan hari ini menunjukkan hal itu. Daud, ayah Salomo, memberi waktu yang ia punya untuk mengarahkan putranya agar hidup di jalan Tuhan. Dan, kita telah melihat hasilnya.
Sumber: http://renunganharian.net/index.php/2011/12-desember/107-investasi-waktu



Okeee, mungkin gw belom punya anak sekarang, tapi renungan ini sangat-sangat related dengan kehidupan gw dalam satu pengalaman yang gw sesali sampai sekarang.
Gw langsung flashback kembali ke Bible Camp pada bulan Juli kemarin, dimana gw dikasih kesempatan buat jadi PKK (Pemimpin Kelompok Kecil), yang bertugas mempimpin sharing, renungan setiap pagi, pendalaman alkitab, dan diskusi kelompok selama di sana.
Suatu kali, salah seorang AKK (Anggota Kelompok Kecil) gw ngomong ke gw setelah sesi..
"Kak Mandy, punya waktu ga? Aku mau sharing..."

Gw dengernya senennnggg banget! AKK gw ada yang mo sharing!
Berarti slama ini gw ngobrol Roh Kudus bekerja sehingga ada juga yang tersentuh hatinya buat mau berbagi pengalamannya...
Tapi karena setelah sesi itu gw sibuk banget buat briefing outbond yang masih belom disiapin, belom juga mandi, en pengen istirahat bentar karena dr kmaren cuman tidur 3-4 jam doang pada malemnya krn sibuk persiapan macem-macem juga...
Akhirnya gw bilang, "Bentar ya... Lagi mo briefing dulu.. Nanti kita ngobrol... Hehehehe..."

Dan akhirnya hingga pulang Bible Camp,
gw ga pernah ngobrol sama dia....


Ini satu hal yang sangaaaatttttt gw sesali sampai sekarannngg,
kenapaaa bisa-bisanya gw ga sisihkan waktu buat ngobrol sama dia!!
Gw gagal dalam melaksanakan tugas gw dan gagal dalam menjaga kepercayaan dia....
Gw ga berhasil INVESTASI WAKTU gw buat dengerin masalahnya dia....

Gw berpikir berbagai possible ANDAIKAN kalo gw ngobrol sama dia:
-Coba gw ngobrol sm dia, mungkin hubungan kita bisa solid banget sekarang
-Coba gw ngobrol sm dia, mungkin bisa saja mencegah dia jatuh ke dalam masalah
-Coba gw ngobrol sm dia, mungkin dia bakal lebih rajin dateng ke persekutuan tiap Sabtu di Remaja gw
Gw berdoa sama Tuhan, supaya sebisa mungkin diberi kesempatan lagi buat menebus kesalahan gw ini... :(


Hari ini AKK gw yang satu lagi curhat lagi tentang masalahnya di sekolah,
dan belajar dari kesalahan gw yang masa lalu, 
gw bener-bener fokuskan waktu dan perhatian gw sebisa mungkin pada saat itu buat nyelesaiin masalahnya...
Jangan sampai AKK gw yang satu ini hilang kepercayaannya di gw lagi dan 
otomatis menyumbat saluran berkat dari Tuhan lewat gw :(
Dan gw lega karena Tuhan kasih kesempatan lagi buat redeem myself....
Wlopun ga actually bener-bener selesai, gw cukup puas dengan kesempatan yang Tuhan kasih hari ini :)

Guys, mungkin kalian belom dikasih kepercayaan buat megang AKK, atau memimpin suatu cell-group, tapi kalian punya teman kan? Punya sahabat yang suka curhat?
Kalau tiba-tiba Tuhan ngasih kesempatan buat kalian untuk investasi waktu:
mendengarkan curhatnya,
mendengarkan sharing-nya,
menemani dia ketika orang tua/anggota keluarganya sakit,
menemani dia ketika orang tua/anggota keluarganya meninggal,
menghibur dia ketika ujiannya gagal;
Jangan sia-siakan kesempatan itu seperti gw, dan menyesal sampai sekarang~
Yaahh, mungkin kita ga serba bisa dan serba tahu sehingga bisa selesaiin masalah mereka ato magically membuat segalanya jadi lebih baik, tapi keberadaan seorang sahabat/pendengar di saat-saat yang sulit adalah sesuatu yang paling dibutuhkan :)

Sooo... Siap buat investasi waktu? :)