Bulan ini dapet banyak berkat rohani niii, jadi bawaannya pengen nulis muluu, hihihi...
Kemarin pas pelajaran Hermeneuktik, kita dibagi tugasnya untuk "membedah" satu bagian alkitab dan membawakannya di depan kelas, semacam renungan kecil gitu dhe...
Gw kebagian Lukas 14:1-6, begini "pembedahan" yang gw berhasil tangkep:
-Siapa saja tokoh yang berperan di dalam kisah ini?
Ada Tuhan Yesus, orang-orang Farisi, dan orang yang sakit busung air
-Apa yang dilakukan Yesus?
Ia menyembuhkan orang sakit pada hari sabat...
-Kenapa kisah "menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat" ini perlu dicatat lagi? Padahal sebelumnya di pasal 13:10-17 kan sudah ada contoh kisahnya?
Ternyata di pasal 14 ini, Tuhan Yesus ingin menegur orang-orang Farisi dan mengkoreksi tradisi hari Sabat mereka yang salah total... Kalau di pasal sebelumnya, Yesus hanya orang2 biasa saja yang mengalami mujizat itu, sementara di pasal ini, Yesus ingin menunjukkannya pada orang-orang Farisi.
-Mengapa Yesus menyembuhkan orang sakit itu? Padahal jelas-jelas di ayat ke 2, orang yang sakit busung lapar itu hanya berdiri di hadapan-Nya, tidak meminta untuk disembuhkan... Tapi kenapa Yesus menyembuhkan dia?
Karena Yesus ingin memberi teladan terlebih dahulu kepada orang-orang Farisi mengenai bagaimana pengertian yang benar terhadap "mengkuduskan hari Sabat" itu... Ia ga cuman ngomong hal-hal yang harus dibenahi, menegur, dan mengkoreksi, tapi Dia MEMBERI TELADAN terlebih dahulu...
Hal ini juga bisa direfleksikan ke dalam kehidupan kita...
Kadang-kadang kita lebih suka ngomong daripada melakukan (omdo = omong doang)...
Kadang-kadang kita tuh lebih suka menegur orang daripada memperbaiki diri sendiri...
Kalo bersilat lidah, adu doktrin, kita bisa menang en unggul.. Pokoknya paling pinter dhe...
Tapi GA pernah ngasih teladan, ga pernah menghidupinya terlebih dahulu...
Coba kita contoh dari teladan Yesus, Ia memberi teladan dulu kepada orang-orang Farisi bagaimana seharusnya arti "mengkuduskan hari Sabat" itu, sebelum menegur dan memperbaiki kesalahan mereka :)
-Apa sih yang ditegur Yesus dari tradisi orang Farisi yang salah itu?
Aku denger dari pendeta saya waktu hari Minggu kemarin, kalo orang Farisi itu memiliki kurang lebih 600 aturan/larangan tentang hal-hal yang boleh/tidak boleh dilakukan pada hari Sabat... Macem-macem dhe, salah satunya yaaa menyembuhkan orang sakit...
Pada hari Sabtu kemarin, saya baca renungan dari Keluaran 31:12-17, dan ternyata dasar-dasar dari hukum inilah yang dipakai oleh orang-orang Farisi untuk membuat 600 lebih peraturan itu... Dalam pasal itu disebutkan: "Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati." (ayat 15)
Orang-orang Farisi mengambil perintah itu secara mentah-mentah.. Mereka mendengar perkataan "setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati" dan ketakutan.. Sehingga dari situ terciptalah banyak aturan-aturan...
Mereka tidak melihat inti sebenarnya Allah memberikan peringatan itu kepada Musa...
Jika kita melihat dari ayat yang ke 17:
"sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat."Di sinilah inti sebenarnya kenapa Allah memberikan aturan itu: ISTIRAHAT...
Allah ingin menekankan bahwa keseimbangan itu penting, istirahat itu perlu!
Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh (ayat 15)
Kita sudah bekerja selama 6 hari FULL, pasti capek dong... Makanya Tuhan memberikan hari Sabat itu hari perhentian penuh, supaya kita bisa istirahat dan bersekutu serta menghadap Tuhan di gereja...
Jadiii... Kalau direfleksikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari:
Kalau kita dapet doktrin, dapet berkat rohani lewat kesaksian, kotbah, dan lain-lain; sebaiknya jangan kita terima mentah-mentah.. Jangan karena pendeta/pengkotbahnya itu terkenal, dari gereja gede, udah didenger ribuan orang, terus kita gampang percaya en terima-terima aja...
Atau lebih parah lagi, terkadang pengkotbah itu memakai ayat-ayat alkitab buat mendukung statement-nya, sehingga terdengar "benar"...
Seperti kata Martin Luther: "BACK TO THE BIBLE"
Segalanya harus kita filter dulu, harus kita lihat pemakaian ayat-ayat itu konteksnya bener gaa seperti dalam alkitab? Atau cuman asal comot-comot ajaa? :)
Hati-hati guys, karena jaman sekarang banyak nabi-nabi palus yang "menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang sangat buas (Matius 7:15)"
Mereka akan "mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan (Markus 13:22)."
So guys, BEWARE! Ga semua yang dikatakan pendeta itu bener...
Tuhan kasih satu pedoman yang PASTI BENER dan GA PERNAH BERUBAH,
yaitu FIRMAN TUHAN :)
No comments:
Post a Comment