Gw lagi baca "Lady in Waiting" yang dikarang oleh Jackie Kendall & Debbie Jones.
Sebenarnya judul di atas pengen gw bikin: "Wanita yang Bijaksana", berdasarkan judul chapter 4-nya dia... Tapi keknya klo judulnya gitu kek kesannya berat dhe, trus ntar ga banyak yang tertarik, jadi ganti dhe judulnya jadi yang lebih "kontroversial", hohohohoho.... :p
Gw sendiri siiih ga setuju sama statement di atas: "Cinta pada Pandangan Pertama"
Kata "cinta" di jaman sekarang ini sudah mengalami degradasi, cinta itu didefinisikan sebagai: perasaan berbunga-bunga ketika ketemu dia, perasaan kangen, perasaan pengen slalu deket-deket dia, en perasaan-perasaan lain yang cuman sebatas hawa nafsu sesaat saja...
Dunia tidak lagi mengenal arti cinta yang sebenarnya: sabar, murah hati, tidak sombong, tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, tidak pemarah, dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (1 Korintus 13:4-5)
Kenapa siii banyak orang percaya terhadap "cinta pada pandangan pertama"?
Ini karena kebanyakan orang melihatnya pada PANDANGAN saja, apa yang dilihat oleh mata:
wajah yang cantik/ganteng, merk baju/sepatu/arloji yang dipakai, mobil yang dibawa, tubuh molek, berbakat (main piano/berpidato/bernyanyi), et cetera et cetera....
Hal ini yang menyebabkan mereka percaya kalau mereka bisa menciptakan kisah cinta yang sempurna dengan memperlihatkan dirinya yang kelihatan dalam pandangan orang lain itu secara sempurna...
Kisah-kisah serta film-film Hollywood telah memperlihatkan kepada kita bahwa dengan tubuh yang kurus, wajah yang molek, serta kekayaan yang tiada batas itu dapat membuat kita memancing pasangan hidup yang tepat.
Banyak wanita lajang memandang dirinya sebagai kulit tiram buruk rupa di pantai-pantai kehidupan, tertimpa pencobaan dan masalah-masalah yang muncul karena tidak menikah. Lebih buruknya lagi, mereka membandingkan ekterior mereka yang keras dengan semua kerang indah di sekitar mereka (Lady in Waiting, hal. 58). Pada akhirnya mereka menghabiskan uang dan waktu yang sangat banyak untuk "mempermak" habis tubuh mereka agar ada pria yang memberi perhatian pada mereka: mulai dari diet ketat, operasi plastik, make up, dan lain-lain...
Coba kita lihat bagaimana Rut menangkap perhatian Boas.. Apakah rambutnya yang indah dan menawan? Tidak! Jawabannya terlihat dalam tanggapan Boas terhadap pertanyaan Rut dalam pasal 2:
|
|
Sayangnya, banyak perempuan jaman sekarang lebih takut pada jerawat, lemak, wajah yang berminyak, serta rambut kering daripada takut akan Tuhan..
Waktu kalian menggambarkan pria yang sempurna, seperti apakah pangeran itu? Pria yang mengabdi pada Allah-kah: mau diajar, setia, lemah lembut, dan baik?
Seperti apakah wanita yang menurut kalian mau dinikahi oleh pria seperti ini? Seorang wanita yang dangkal atau seorang wanita yang tahu bagaimana berpakaian dan menawan perhatian pria-pria lain? Wanita inikah yang ia bayangkan dan ia ingini untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama-menjadi ibu dari keturunannya? TIDAK MUNGKIN!
Gw pengen sharing sedikit juga tentang pengalaman gw yang membuktikan kalau kisah yang indah itu tidak dimulai dari ketertarikan fisik dan "pandangan pertama"
Gw pertama kali masuk kampus UPH dengan ketetapan dan juga no intention buat nyari pacar. Gw kuliah buat belajar, bukan buat nyari cowok :p
Ehh... Tak disangka ternyata rencana gw ga slalu berjalan sesuai harapan gw, haha...
Pas mata kuliah "Leadership", kita disuruh buat kelompok untuk kegiatan Service Learning (membagikan pelajaran yang kita dapet di kampus buat orang-orang yang kurang beruntung; di panti asuhan, panti jompo, dan lain-lain). Dosennya menyuruh kami untuk memilih orang sendiri. Well, gw pilih temen-temen yang duduknya deket sama gw saat itu...
Pas berjalannya Service Learning, gw pertama-tama takut tuh: "Gimana yaaa kalo nanti krik-krik suasananya" ato "Gimana kalo nanti malahan anak-anaknya bandel n ga bisa diatur?"
Pokoknya banyak dhe ketakutan-ketakutan gw yang terpikirkan...
Tapi ternyata ada satu pribadi yang awalnya gw kenal sebagai orang yang pecicilan, agak sedikit ribut, bawel, en sedikit nyebelin, yang bisa mengatur Service Learning itu akhirnya berjalan tanpa ada satupun ketakutan gw yang terjadi. Dia yang berhasil memotivasi anak-anak untuk mengikuti acara dengan baik, dia yang berhasil membawa suasana agar menyenangkan, dan dia yang berhasil membawa sukacita agar anak-anak itu juga merasakan kedatangan kami sebagai suatu kunjungan yang menyenangkan...
Dari situ tuuhhh mulai dehhhh ada "rasa-rasa".... *dikira permen kali, rasa-rasa, wkwkwk* :P
Setelah berjalannya waktu, gw makin mengenal dia lewat Service Learning berikut2nya, kerja kelompok lain, serta proyek bareng dan melihat bahwa dia adalah pria yang BERBEDA dari yang lain:
Pria yang punya bisa memimpin, ga cuman diri sendiri, tapi juga orang lain...
Pria yang punya strong will (ketetapan keras) untuk sukses...
Pria yang mau kerja keras...
Pria yang rela berkorban..
Pria yang bikin tiap cewek yang kenal sama dia bisa bilang: "Gw mau punya suami kayak lo!"
*Gw ga boong nii!! Soalnya emang ada yang beneran ngomong gitu sama dia, hahahahaha*
Gw sendiri juga pribadi bersikukuh dengan tujuan awal gw kuliah itu: ga mo nyari pacaaarr!!
Tapi ternyata memang banyak kejadian-kejadian yang membuat kita emang jadi saling mengenal, makin deket, en tumbuh perasaan yang lebih dari seorang temen doang....
Pas gw nanya, "Emang lw suka gw karena apa sih?"
"Karena kamu kalau menolong orang tuh tulus, ga pernah minta imbalan, ga pernah minta balesan.. En pertolongan itu kamu lakukan dengan sungguh-sungguh, ga stengah2 asal jadi, 'asal gw nolong aja' gitu, tapi bener-bener kerjain dengan sepenuh hati... Trus ya men... Kamu tuh kalau mengasihi orang juga ga pernah milih-milih... Kamu kalo mengasihi orang bener-bener tulus juga.. Mo orangnya jaat, orangnya ga respect, orangnya membosankan, tapi kamu tetep respect en mengasihi dia juga...
Gw juga ngerasa sii ya men.. Cinta itu bukan 100% pada pandangan pertama, tapi 10% pada pandangan pertama en terus bertambah setiap harinya..."
Lihat kan guys? Tipe cewek seperti apa yang bisa menarik perhatian seorang laki-laki yang baik?
Gw mungkin ga secantik temen-temen gw yang lain...
Rambut gw mungkin ga sepanjang en sebagus temen-temen gw yang lain...
Dress/pakaian gw mungkin ga semahal en sebagus temen-temen gw yang lain...
Gw mungkin ga suka pake make-up, en perawatan-perawatan gitu...
Gw mungkin makannya lumayan banyak, yang menyebabkan agak gemuk :p hwhwhw
Tapi dia GA PEDULI terhadap semuanya itu... Kenapa?
Karena bukan faktor-faktor itu yang membuat gw attractive di mata dia...
Muka, wajah, kekayaan, make up, semuanya bakal luntur semakin bertambahnya usia, tetapi "manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lebut dan tenteram...sangat berharga di mata Allah (dan pria-pria yang takut akan Allah juga, tentunya)!" (1 Petrus 3:4)
Sampai sekarang kita emang ga pacaran dulu, karena masalah denominasi gereja en selama masa penantian ini kita gunakan untuk menjalin persahabatan yang murni yang ketemuan sekali-sekali buat sharing berkat rohani yang didapet dari buku, kotbah, saat teduh, pengalaman kehidupan sendiri, maupun kesaksian orang lain :)
Dan semakin-semakin hari, perasaan itu terus bertumbuh dan ga bisa disangkali lagi, kalau itu terjadi karena kita berdua terus men-support dan mendorong satu sama lain untuk semakin tahu kehendak Tuhan...
Mungkin ada kalanya gw mengalami bad hair day...
Mungkin ada kalanya gw ga punya baju bagus lagi, jadi pake baju biasa yang sisa...
Mungkin ada kalanya muka gw rada sedikit kering jadi sedikit terkopek...
Tapi gw ga pernah minder deket-deket dia...
Karena gw tahu, dia melihat jauh daripada apa yang dilihat mata :)
So... Gimana nii caranya supaya kita bisa mempermak inner beauty kita?
Pertama, Efesus 4:30a mengatakan: "Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah"
Ini berarti dalam setiappp perbuatan kita dari pagi bangun tidur sampe malem pas udah mau tidur, fokuskan setiap perbuatan kita untuk menyenangkan hati Allah, bukan menyenangkan kesenangan pribadi, ataupun kesenangan gebetan kita...
Kemudian dalam Efesus 5:19 mengatakan: "hendaklah kamu penuh dengan Roh."
Ini berarti untuk dipenuhi dengan Roh Kudus kita harus terlebih dahulu menjadi kosong akan diri kita sendiri dan dipenuhi oleh Allah. Berilah Roh Kudus kemudi utama dalam hidup kita. Ini menyangkal diri sendiri, yang tadinya masih berfokus pada "mempermak kecantikan luar", sekarang berfokus pada "mempermak kecantikan dalam", agar sesuai dengan kehendak Tuhan.
SULIT? Jelas! Apalagi ketika di sekitar hidup kita terus dibayangi en dituntut supaya terus-terusan terlihat cantik... Ya jelas, merawat tubuh itu perlu! Tapi tentunya dalam proporsi yang sesuai... Hendaklah kecantikan dalam diri kita lebih menjadi fokus utama dibandingkan dengan kecantikan yang semu dan mudah hilang itu :)
Soooo... Selamat "mempercantik" diri, gals! ;)
No comments:
Post a Comment