Some of it are unpleasant, tapi percaya terus kalo hidup gw itu di bawah tuntunan Tuhan, so it's going to be alright! :)
Kali ini gw mo cerita sesuatu yang we all can relate to: TEACHERS! hahaha
Suatu saat gw ngiringin temen gw nyanyi dan dinilai oleh seorang dosen...
Dosen itu emang terkenal killer en galak sekaliii, tapi terkenal memang sangat hebat dan bagus kalau ngajar... Dan hingga suatu kali gw mendapat pengalaman ditegur oleh dia :)
Awal2nya temen gw yang ditegur2 terus, mulai dari diksi yang salah, teknik yang salah, tempat bernafas yang ga tepat, jadi bisa dibilang tiap nyanyi 1 bar di-stop trus diulang lagi, hahaha...
Kemudian suatu saat dia bilang ke gw, "Pianis tolong ya jangan kekencengan mainnya, tugas kamu sebagai pengiring saja, jadi musti denger suara vokalisnya..."
Okeh, terus gw pake pedal una corda (pedal kiri yang berfungsi buat meredam suara)...
Trus di tengah-tengah lagu dia negur lagi, "Pianis coba jangan bikin tempo sendiri, makanya temponya sangat lambat, nak..."
Trus gw main dengan tempo lambat...
Hampir sampai ke akhir lagu, dia berdiri dan bilang, "Sudah, sudah, saya aja yang ngiringin..."
Dan akhirnya dia yang main, dan gw berdiri di sampingnya kayak kambing congek :s
HUAAAA~ Coba kalian bayangkan gimanaaaa rasanya di posisi gw ituuu....
Yang dimarahin berkali-kali, kemudian pada akhirnya digeser dari posisi mengiringi, harus berdiri di samping dia dan menunggu dia mengiringi sambil dia mengoreksi kesalahan-kesalahan penyanyinya... Dan lebih parahnya: dia melakukan itu semua DI DEPAN TEMEN-TEMEN GUE :(
Trus malemnya gw bergumul sama Tuhan...
Dengan pikiran tenang dan dengan akal sehat gw mulai mikir lagi kejadian tadi siang...
Dari peristiwa yang menyakitkan tadi gw belajar:
Tiap manusia itu diciptakan segambar dengan Tuhan (Kejadian 1:27), itu berarti dalam hati mereka itu ditanamkan hati nurani untuk bisa merasakan belas kasihan, baik hati, membedakan yang mana yang bener dan yang enggak; hal-hal general yg bisa dirasakan oleh tiap orang, termasuk dosen!
Mungkin kelihatannya mereka GALAK, jahad, tidak berperasaan dalam ngasih tugas, ga sopan negurnya, ato bkin gondog kadang-kadang, tapi kalau ingat-ingat lagi statement awal tadi, tiap manusia diciptakan dengan segambar dengan Tuhan, itu berarti dosen kita juga capable of membedakan yang mana yang bener dan yang enggak...
Gw intropeksi diri, dari teguran-teguran itu gw mengaku salah:
1. Tugas pengiring itu ya mengiringi! Artinya: ga boleh volume suaranya lebih gede bahkan kekecilan daripada suara penyanyinya, tetapi bagaimana keduanya bisa menyatu dan menghasilkan suara yang pas dan blending! Artinya juga: temponya yaaa harus ngikutin penyanyiii, jangan EGOIS en bikin tempo sendiri.. Mengiringi artinya belajar MENDENGARKAN orang lain, bagaimana kita RENDAH HATI dan mengutamakan orang yang kita iringi itu "bersinar" daripada kita :)
2. Teguran soal tempo yang kurang tepat itu membuat gw belajar bahwa kalo ngiringin orang tuh butuh persiapan! Jangan bermodalkan sight reading ajaaa...
Ini mengingatkan gw untuk "melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" (Kolose 3:23). Lw berbuat sesuatu untuk DIA yang Maha Mulia itu masak setengah-setengah en ga persiapan? Enggak kaann?
Udah ambil komitmen buat ngiringin orang yaaa mbok ya dilatih,
klo penyanyinya suka telat ngasih partitur yaaa ditagih,
trus siapin waktu buat latihan berdua...
Itu baru yang namanya sesuai dengan standar Allah! :)
Setelah gw intropeksi diri di atas, gw akhirnya mendapat "reward" yang sangat indah dan memorable sekali, hahaha:
Waktu itu gw ngiringin lagi, dengan penyanyi dan lagu yang berbeda...
Dia ga komen apa-apa tentang iringan gue, dan ga terlalu permasalahkan soal penyanyinya juga.. Dia akhir lagu dia ngomong, "Kamu (penyanyi) harus tau dengan jelas arah lagunya kemana, kamu nyanyi tanpa tau arahnya cuman asal nyanyi not aja, si pendengar ga akan nangkep maknanya... Coba lihat pianis kamu, dia tahu dengan jelas arah lagunya mau kemana, gaya mainnya kayak gimana, dia mainnya bagus sekali... Dipelajari lagi ya nak..."
YESSS!!! "DIA (pianis kamu) tahu dengan jelas arah lagunya mau kemana, gaya mainnya kayak gimana, dia mainnya bagus sekali... "
WUAAAAA!! Gue yang denger itu rasanya kayak terbang ke langit ke tujuh! Hahaha...
Dosen yang killer itu bisa muji jugaa, dan rasanyaa...wuih, tak terlupakan deh kata-katanya ituuu! *lebay, wkwkwk* xD
Pelajaran terakhir yang gw nangkep dari peristiwa ini adalah:
3. Tiap manusia tahu mana yang bener, dan mana yang salah.
Apalagi dosen, dia kan pasti berpendidikan dan lebih berpengalaman daripada kita, soo...masukan-masukannya pastiiii ada gunanyaa..
Oleh karena itu, ketika ditegur, jangan langsung gondok, keki, ato kesel... Coba telaah dulu makna nasihatnya, benerkah yang dia bilang? Benarkah kita yang salah? Soalnya terkadang ketika ditegur, emosi kita yang bekerja lebih keras untuk marah daripada akal sehat kita untuk dapat "mem-filter" kata-katanya :)
Sooo... Kalau ditegur, terima aja dulu, kemudian intropeksi diri, kira-kira apa yang musti diubah dari diri kita, lakukan itu, dan Tuhan menjamin ini:
"Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan,
tetapi siapa mengindahkan teguran DIHORMATI..."
(Amsal 13:18)
Minggu-minggu ke depannya gue teteepp adaaa aja dimarahin lagi sama si "doi", hahaha...
Gapapa, yang gue ingin hasilkan dari peristiwa ini bukan mendapat pujian dari dia,
tapi bagaimana gue bisa membentuk karakter yang kuat oleh teguran-teguran atau masukan-masukan yang disampaikan oleh orang lain :)
Sooo... Selamat belajar, semuanyaa!
God bless you all ;)
No comments:
Post a Comment